Jin😈
Jin adalah makhluk Allah Ta’ala selain manusia dan malaikat. Jin dan manusia memiliki titik persamaan, yakni sama-sama memiliki sifat berakal dan kemampuan dalam memilih jalan kebenaran dan keburukan.
Jin dan manusia diciptakan dengan tujuan yang sama, oleh karena itu jin mendapatkan beban yang sama untuk melaksanakan berbagai perintah Allah dan menjauhi larangan syari’at. Siapa saja yang taat kepada Allah, maka Allah akan ridha terhadapnya dan memasukannya ke surga, sebaliknya barang siapa yang durhaka dan membangkang terhadap perintah tersebut, dia akan memasuki neraka. Berikut dalil yang menerangkan bahwa syari’at Allah telah datang kepada bangsa Jin dalam surat al-Zariyat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku”
Tapi, asal-usul jin berbeda dengan asal-usul manusia. Jin diciptakan lebih dulu dari manusia dan Jin diciptakan dari api sedangkan manusia dari tanah.
قالَ أَنا خَيرٌ مِنهُ ۖ خَلَقتَني مِن نارٍ وَخَلَقتَهُ مِن طينٍ
“Aku lebih baik daripadanya, karena engkau ciptakan aku dari Api, sedangkan dia engkau ciptakan dari tanah” (QS. Shad: 76)
Setan👿
Setan juga makhluk Allah, setan itu juga sebangsa dengan jin dan banyak di dalam Al-Qur’an menyatakan bahwa setan termasuk bangsa jin. Pada awalnya setan menyembah Allah, tinggal di langit bersama malaikat dan bisa masuk surga. Namun kemudian setan durhaka kepada Allah saat diperintahkan untuk sujud kepada Adam, dia tidak mau sujud karena sombong, merasa lebih tinggi dan iri. Maka Allah pun menjauhkannya dari rahmatNya.
Setan dalam bahasa Arab biasa digunakan untuk menyebut apa saja yang membangkang dan tidak mau diatur. Mereka disebut setan karena pembangkang terhadap Rabbnya. Setan disebut juga dengan Thaghut, Allah Ta’ala berfirman :
الَّذِيْنَ آمَنُوْا يُقَاَتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللَّهِ ۖ وَالَّذَيْنَ كَفَرُوْا يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ الطَّاغُوْتِ فَقَاتِلُوْا أَوْلِيَآءَ الشَّيْطَانِ ۖ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كانَ ضَعِيْفًا
“Orang-orang yang berperang di jalan Allah, sedangkan orang-orang kafir berperang di jalan tahghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena tipu daya setan itu lemah.” (QS. An-Nisa: 76).
Iblis👿
Setan telah melampaui batas dan membangkang terhadap Rabbnya. Jadi mahluk ini sebenarnya telah putus asa dari Allah, maka Allah menyebutnya dengan ‘Iblis’. Sebab “balasa” dalam bahasa Arab berarti orang yang tidak memiliki kebaikan sama sekali, sedangkan “ublisa” berarti putus asa dan pusing.
Asal-usul makhluk ini semua diciptakan oleh Allah dari api, dan setan atau iblis di sini berasal dari bangsa jin. “Kecuali Iblis, dia berasal dari golongan jin”.
Jelaslah mengenal sedikit identitas jin, setan dan Iblis.
Sebab Setan Bermusuhan dengan Manusia
Permusuhan antara setan dan manusia memiliki akar sejarah yang sangat panjang yaitu ketika Allah membentuk tubuh Nabi Adam sebelum ruh ditiupkan ke jasadnya. Tatkala Allah meniupkan ruh dalam jasad Nabi Adam, Allah memerintahkan kepada malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam, saat itu iblis dan malaikat yang di langit masih sama-sama beribadah kepada Allah dan perintah ini berlaku untuk mereka semua, namun iblis merasa dirinya lebih tinggi dan sombong, ia enggan untuk sujud kepada Nabi Adam ‘Alaihissalaam. Ia berkata :
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ ۖ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِيْنٍ
“Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah” (QS. Shad : 76)
Karena kesombongannya Allah mengusir setan dari surga yang kekal. Setan mendapatkan janji dari Allah bahwa ia akan dibiarkan hidup hingga hari kiamat dan dia berjanji pada dirinya bahwa ia akan menyesatkan manusia dan memperdaya mereka, Allah Ta’ala berfirman :
قالَ أَنظِرني إِلىٰ يَومِ يُبعَثونَ . قالَ إِنَّكَ مِنَ المُنظَرينَ .
“Iblis berkata. ‘Tangguhkanlah aku hingga waktu mereka dibangkitkan.’ Allah berfirman, ‘Sesungguhnya engkau termasuk makhluk yang ditangguhkan. ‘” (Q.S Al-‘Araf: 14-16).
Inilah awal dari permusuhan setan yang tidak akan pernah berubah dan tidak pernah berhenti, sebab ia menilai alasannya diusir, dilaknat dan dikeluarkan dari surga adalah karena bapak kita, yaitu Nabi Adam. Sehingga ia harus membalas dendam kepada Nabi Adam dan keturunan setelahnya.
Referensi :
- Al-Qur’an dan terjemah
- Alam Jin dan Setan (terjemah), oleh Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar